Jumat, 21 September 2012

"Putih Vs Bersih?"


 “Putih Vs Bersih?”

Tidak malukah kau padanya?
Bukankah ironis bila kau bandingkan hidupmu dengannya?
Kau, yang meski telah dilimpahi harta benda duniawi namun tetap saja rakus seperti tikus saat melihat ada keju di depan hidungmu yang bahkan bukan milikmu!
Kau, yang berbusana rapi dan semerbak mewangi, tak peduli berapapun banyaknya botol parfum kau kosongkan demi mempesonakan orang-orang di sekitarmu dengan bau palsumu itu, ketahuilah, kau akan tetap tercium busuk di depanNya…
Tak peduli merk sabun terkenal yang kau pakai untuk membersihkan tubuhmu, kau tetap akan kotor di hadapanNya…
Sekarang bandingkan hidupmu dengan hidupnya…!
Bahkan lelaki tua renta yang setiap pagi berangkat memungut kehidupan di tong sampah pun pasti menyempatkan diri dan tau bagaimana membersihkan dirinya…
Parfum? Ia bahkan mungkin tak tau apa itu, ia tak butuh itu… toh yang akan ia kerjakan bukan merubah bau menyengat sampah menjadi wangi melati…
Sabun? Tak perlu bermerk, asal murah dan bersih sudah lebih dari cukup baginya..
Tapi ia akan tetap selalu bersih…hatinya…hatinyalah yang akan selalu bersih…
Karena yang kotor dan busuk hanyalah tempat ia mencari nafkah, tapi ia selalu berupaya untuk tetap menjaga kebersihan rizki yang dicarinya…
Karena tukang sampah hanyalah pekerjaannya saja, tapi peran yang ia mainkan bukan hanya itu.  Ia bisa jadi adalah seorang suami, seorang suami yang cinta mati pada istrinya. Yang demi bisa memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang imam, pekerjaan itu ia lakukan. Ia bisa jadi adalah juga seorang ayah, seorang ayah yang begitu dicinta anak-anaknya. Yang demi melihat anak-anaknya berseragam ke sekolah, ia rela berbaju penuh noda karena sampah. Yang mencurahkan seluruh hidup dan matinya agar keluarga yang Tuhan titipkan padanya, yang ia kasihi dengan sepenuh jiwa tak perlu merasakan kotor dan bau sampah seperti dirinya. Ia bisa jadi seorang hamba Tuhan yang begitu taat. Yang mampu percaya bahwa apapun yang dituliskan dalam hidupnya itulah cara Tuhan menyayangi umatNya. Yang mampu tetap kukuh, yakin bahwa sesulit apapun, seterjal apapun jalan hidup yang harus ia lewati, ia tetap harus selalu memilih untuk menapaki jalan yang diridhoiNya…
Sekarang kalian mengerti bukan?
“Putih tidak selamanya bersih…dan bersih juga tidak selalu harus putih…”

By Siput_ September 21st 2012: 8.21 am

Tidak ada komentar:

Posting Komentar