“Putih Vs Bersih?”
Tidak
malukah kau padanya?
Bukankah
ironis bila kau bandingkan hidupmu dengannya?
Kau,
yang meski telah dilimpahi harta benda duniawi namun tetap saja rakus seperti
tikus saat melihat ada keju di depan hidungmu yang bahkan bukan milikmu!
Kau,
yang berbusana rapi dan semerbak mewangi, tak peduli berapapun banyaknya botol
parfum kau kosongkan demi mempesonakan orang-orang di sekitarmu dengan bau
palsumu itu, ketahuilah, kau akan tetap tercium busuk di depanNya…
Tak
peduli merk sabun terkenal yang kau pakai untuk membersihkan tubuhmu, kau tetap
akan kotor di hadapanNya…
Sekarang
bandingkan hidupmu dengan hidupnya…!
Bahkan
lelaki tua renta yang setiap pagi berangkat memungut kehidupan di tong sampah
pun pasti menyempatkan diri dan tau bagaimana membersihkan dirinya…
Parfum?
Ia bahkan mungkin tak tau apa itu, ia tak butuh itu… toh yang akan ia kerjakan
bukan merubah bau menyengat sampah menjadi wangi melati…
Sabun?
Tak perlu bermerk, asal murah dan bersih sudah lebih dari cukup baginya..
Tapi
ia akan tetap selalu bersih…hatinya…hatinyalah yang akan selalu bersih…
Karena
yang kotor dan busuk hanyalah tempat ia mencari nafkah, tapi ia selalu berupaya
untuk tetap menjaga kebersihan rizki yang dicarinya…
Karena
tukang sampah hanyalah pekerjaannya saja, tapi peran yang ia mainkan bukan
hanya itu. Ia bisa jadi adalah seorang
suami, seorang suami yang cinta mati pada istrinya. Yang demi bisa memenuhi
tanggung jawabnya sebagai seorang imam, pekerjaan itu ia lakukan. Ia bisa jadi
adalah juga seorang ayah, seorang ayah yang begitu dicinta anak-anaknya. Yang
demi melihat anak-anaknya berseragam ke sekolah, ia rela berbaju penuh noda
karena sampah. Yang mencurahkan seluruh hidup dan matinya agar keluarga yang
Tuhan titipkan padanya, yang ia kasihi dengan sepenuh jiwa tak perlu merasakan
kotor dan bau sampah seperti dirinya. Ia bisa jadi seorang hamba Tuhan yang
begitu taat. Yang mampu percaya bahwa apapun yang dituliskan dalam hidupnya
itulah cara Tuhan menyayangi umatNya. Yang mampu tetap kukuh, yakin bahwa
sesulit apapun, seterjal apapun jalan hidup yang harus ia lewati, ia tetap
harus selalu memilih untuk menapaki jalan yang diridhoiNya…
Sekarang
kalian mengerti bukan?
“Putih tidak selamanya
bersih…dan bersih juga tidak selalu harus putih…”
By Siput_ September 21st 2012:
8.21 am
Tidak ada komentar:
Posting Komentar